KONSTRUKSI RANGKA BATANG
A. PENGERTIAN
Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun
atas batang-batang yang dihubungkan satu dengan lainnya untuk menahan gaya luar
secara bersama-sama.
MACAM-MACAM
KONSTRUKSI RANGKA BATANG
1.
Konstruksi rangka batang tunggal
Jika
setiap batang atau setiap segitiga penyusunannya mempunyai kedudukan yang
setingkat, atau konstruksi terdiri dari atas satu kesatuan yang sama (setara).
Contohnya
2. Konstruksi rangka batang ganda
Jika
Setiap batang atau setiap segitiga penyusunnya setingkat kedudukannya. akan
tetapi konstruksi terdiri atas dua buah kesatuan konstruksi yang setara.
Contohnya
3. Konstruksi rangka batang tersusun.
Jika kedudukan batang atau segitiga penyusun konstruksi ada
beda tingkatannya, dengan kata lain, konstruksi terdiri atas konstruksi anak
dan konstruksi induk.
Dapat
kita lihat pada contoh , segitiga ABC merupakan segitiga konstruksi induk, sedang segitiga ADE merupakan segitiga
konstruksi anak.
Contohnya
Alasan
mengapa sebuah Kontruksi rangka batang pada umumnya adalah berbentuk segitiga,
antara lain :
1.
Karena
bentuk segitiga adalah bentuk yang paling menyatu dibanding bentuk yang lain.
2.
Perubahan tempat akibat adanya gaya luar
menjadi lebih kecil dalam bentuk segitiga di banding dari pada bentuk yang
lain.
3.
Bentuk
segitiga merupakan bentuk yang paling stabil (statis).
4.
Dan
juga tidak menimbulkan tegangan didalam batang walaupun ada kesalahan ukuran
dalam pelaksanaannya
KESEIMBANGAN KONTRUKSI RANGKA
Sebuah
Kontruksi rangka batang bisa bersifat statis tertentu atau statis tidak tentu,
yang dapat ditentukan dengan suatu formula
S
= 2K – 3
Dimana :
banyaknya batang = (S)
banyaknya titik buhul = (K)
A dan B = konstanta
Catatan
: jika S >
atau = 2K - 3 maka merupakan rangka
batang statis tidak tentu
S < 2K – 3 maka merupakan rangka batang statis tertentu
Contoh :
Periksalah
apakah kontruksi tersebut stabil atau tidak ?
Penyelesaian
:
Banyak Batang = 13
Banyaknya titik Buhul k =8
S = 2k – 3
S = 2. (8) -3 = 13 (Sesuai) berarti
kontruksi tersebut stabil.
METODE-METODE
PERHITUNGAN GAYA BATANG PADA KONTRUKSI RANGKA BATANG
1. Metode kesetimbangan buhul ( cara analitis )
konsep terpenting dalam
metode ini, ialah :
1. Uraikan
terlebih dahulu gaya-gaya batang menjadi 2 arah yang tegak lurus
2. Hitung
reaksi ( Ra dan Rb ) tumpuan akibat pembebanan yang diberikan
3. Namai
batang-batang dan titik-titik buhul kontruksi, agar lebih mudah membedakannya
dalam perhitungan kedepannya.
4. Buat
perjanjian tanda, yang pada umumnya dalam perhitungan tanda negatif (-)
dilambangkan sebagai tekan. Dan lambanga positif (+) dilambangkan sebagai
tarik.
5. Mulailah
perhitungan, dengan terlebih dahulu menghitung gaya-gaya batang pada titik
buhul yang maximal gaya batangnya hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui.
6. Kemudian lanjutkan perhitungan ke titik buhul lainnya
dengan syarat tadi “ hanya 2 gaya batang maximum yang tidak diketahui pada
titik buhul”
7. Dalam
perhitungan pada tiap-tiap titik buhul, di buat asumsi awal dimana semua
gaya-gaya batang arahnya menjauhi titik buhul pada titik buhul yang kita
hitung.
8. Dan
jika hasil yang diperoleh bernilai positif
(+) maka batang tersebut adalah batang tarik, dan sebaliknya jika hasil
yang diperoleh bernilai negatif (-) maka
batang tersebut adalah batang tekan.
9. Simpulkan
hasil perhitungan gaya-gaya batang pada tabel hasil perhitungan agar anda sendiri
bisa melihat hasilnya secara keseluruhan.
Contoh
perhitungan dengan metode kesetimbangan titik buhul
Hitung gaya-gaya batang
pada kontruksi diatas dengan metode kesetimbangan titik buhul ?
Penyelesaian :
Menghitung reaksi
tumpuan
Σ MB = 0 ; RA(9)
– 6(6,75) – 6(4,5) – 6(2,25) = 0
Maka RA = 9 kN
Karena kontruksi simetris maka RA = RB = 9kN
Kita mulai perhitungan
gaya dalam dengan mengambil titik yang maksimal gaya batangnya hanya 2 yang
tidak diketahui
Kita mulai dengan mengambil
titik A
Karena batang S1 sudah
diketahui selanjutnya kita ambil titik D untuk mencari S4 dan S3.
Kita ambil titik C
Kita ambil titik F
2. Metode ritter ( cara analitis )
Metode
ritter atau umumnya disebut sebagai metode potongan itu berprinsip pada
keseimbangan suatu kontruksi. Dimana pada sebuah kontruksi yang seimbang bila
dipotong pada sembarang bagian, maka bagian sebelah kiri dari kontruksi akan
melakukan keseimbangan gaya-gaya yang ada, demikian juga pada bagian kanan dari
kontruksi tersebut.
Prinsip
pengerjaan dengan metode ritter ini ialah :
1. Terlebih
dahulu hitung reaksi-reaksi pada tumpuan.
2. Kemudian
potongan yang kita dibuat hendaknya jangan lebih dari tiga gaya batang yang
tidak diketahui, untuk mempermudah dalam menentukan batang tarik dan batang
tekan.
3. Dalam
potongan yang telah dibuat, pilih titik pusat momen sedemikian sehingga hanya
sebuah gaya yang belum diketahui besarnya dan gaya tersebut tidak melewati
4. Dan
dalam melakukan perhitungan potongan yang di ambil, dimisalkan setiap gaya-gaya
batang itu meninggalkan titik buhul disetiap perhitungan yang dilakukan.
5 . Seperti
halnya dengan metode sebelumnya, jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+)
maka batang tersebut adalah batang tarik, sedangkan jika hasil yang diperoleh
bernilai negatif (-) maka batang tersebut adalah batang tekan.
Untuk lebih jelasnya
coba kita lihat contoh berikut ini :
Carilah gaya-gaya batang pada kontruksi dibawah ini dan
tentukan sifatnya ?
Penyelesaian :
Kita ambil pertama potongan A-A, karena dipotongan ini
hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui yaitu S1 dan S2.
Kemudian kita masih perlu mencari jarak siku batang S1
terhadap titik A.
3. Metode cremona ( cara grafis )
Metode cremona adalah metode penyelesaian gaya-gaya batang dengan cara grafis. Dalam metode ini yang perlu kita kuasai ialah pemahaman konsep perhitungannya. Dimana, agar nantinya tidak membingungkan kita sendiri jika kita berjumpa dengan model kontruksi yang lebih sulit lagi .
Jadi, prinsip
terpenting dalam perhitungan metode ini yaitu sebagai berikut :
1. Hitung
terlebih dahulu reaksi-reaksi tumpuan.
2. Namai
tiap batang dan tiap titik buhul agar mudah dikenali dalam perhitungan nantinya.
3. Buat
tanda pada tiap batang apakah batang tersebut merupakan batang tekan atau
batang tarik, dengan melihat lendutan akibat pembebanan yang diberikan.
4. Dan
terlebih dahulu jangan lupa membuat skala penggambarannya, agar tidak
membingungkan nantinya dalam menentukan arah penggambaran yang selanjutnya akan
kita lakukan.
5. Mulailah
melukiskan gaya batang, dimulai dari titik buhul yang maksimum besar gaya
batangnya hanya 2 batang yang tidak diketahui, yang biasanya kita mulai dari
titik perletakan.
6. Urutan
dalam melukiskan gaya batang itu searah jarum jam.
7. Dan
dalam menentukan besarnya gaya batang itu berprinsip bahwa, resultan seluruh
gaya luar dan gaya dalam=0.
8. Dalam melukisan arah gaya batang harus sejajar
batang yang dihitung gayanya.
9. Terakhir
buatkan dalam tabel besarnya gaya tiap batang agar kita bisa menarik kesimpulan
dalam perhitungan tersebut.
Berikut contoh soal
untuk mempermudah pemahaman para kawan-kawan sekalian,
Hitunglah besar dan
jenis gaya batang tersebut dengan cara ceremona ?
PENYELESAIAN :
Jadi untuk menentutkan
batang tarik atau tekan kita bisa melihat lendutan yang terjadi karena beban
rangka batang tersebut
Kemudian kita namai tiap titik
buhul, untuk memper mudah pengerjaan.
Baru kita tentukan urutan
pengerjaan penggambaran yang akan kita lakukan.
Baru kita kerjakan sesuai urutan yang telah kita buat.
1.
Penggambaran kita mulai dari titik C,
karena di titik C hanya 2 batang yang belum diketahui yaitu S1 dan S2 . kita
mulai penggambaran dari P1 sampai tertutup kembali searah jarum jam
penggambaran.
2.
Kemudian kita ambil titik D, karena batang S1 sudah diketahui dari titik
C, hanya tinggal batang S3 dan S4. Jadi, kita mulai penggambaran dari batang S1
sampai menutup kembali searah jarum jam penggambaran.
3.
Kemudian ke titik E, seperti konsep awal dimulai searah jarum jam urutan
penggambaran nya sampai tertutup kembali ke titik start. Untuk memperoleh
batang S6 dan S5.
4.
Kemudian ke titik A untuk memperoleh batang S10. Dimana disini kita
dapatkan bahwa batang S11=0 , karena di titik A tidak ada komponen gaya
vertikalnya, hanya S11 saja.
5. Kemudian ketitik G unutk
memperoleh batang S9 dan S7
6.
Kemudian ke titik B untul memperoleh S8.
7. Kemudian kita ke titik F
8. Setelah setiap titik kita sudah bisa menyelesaikannya. Maka secara
keseluruhan pun kita akan paham dalam penyelesaiannya juga. Yang paling penting
di ingat dalam penggambaran itu hanya 2 batang yang tidak diketahui dan
penggambarannya searah jarum jam.
Bro. Hasil perhitungan rangka batang menggunakan titik buhul apakah harus sama hasil nya dengan menggunakan ritter?
BalasHapuskurang lebih sama nanti hasilnya. antara ritter dan titik buhul
BalasHapusKak, rangka batang ganda ada contoh ny dimn? Dan contoh soal pembahasanny?
BalasHapusContoh pengaplikasiannya pada Bangunan apa saja yaa bro ?
BalasHapus